Kamis, 18 April 2024

Sedih ini indah...guys...!

 Dulu ini hanya prasangka, 3 hari yang lalu telah menjadi fakta. Sakit dan sedih tentu saja. Saya tidak berbisnis dengan sodara, dan saya tidak "tidak manusiawi". Tapi saya tetap menyayanginya dan mendoakannya mendapat banyak kemudahan dalam hidupnya. 

Saya tidak mengharapkannya mengunjungi saya seperti oprasi² sebelumnya,yang betapa saya merindunya... Saya tidak ingin membuat beban baginya dan juga bagi saya sendiri karena luka ini. Saya tidak menyesal telah merasa peduli dulu. Saya juga tidak menyesali kecewa ini. Karena walau bagaimanapun kenyataan lebih indah untuk diketahui dari pada prasangka tersembunyi.

Saya akan terus berjalan memenuhi takdir saya..hingga waktu yang ditentukan bagi saya memulai perjalanan sesungguhnya...hanya saja, sejak 3 hari lalu sedikit berbeda. Sebelumnya ada dia dalam misi akhirat saya...

Saya bersama takdir kini tanpa membersamainya...setidaknya sampai diri ini sembuh...kesembuhan yang tidak menyisakan keburukan yang lain...

Senin, 25 Maret 2024

Surga itu Mahhhal!

 أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ



Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Minggu, 24 Maret 2024

Al Mabthun

 Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Yasar, beliau berkata:


كُنْتُ جَـالِسًا وَسُلَيْمَانُ بْنُ صُرَدٍ وخَالِدُ بْنُ عُرْفُطَةَ، فَذَكَرُوا أَنَّ رَجُلاً تُوُفِّيَ، مَاتَ بِبَطْنِهِ، فَإِذَا هُمَا يَشْتَهِيَـانِ أَنْ يَكُونَا شُهَدَاءَ جَنَازَتِهِ فَقَـالَ أَحَدُهُمَا لِلآخَرِ: أَلَمْ يَقُلْ رَسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَقْتُلُهُ بَطْنُهُ فَلَنْ يُعَذَّبَ فِيْ قَبْرِهِ؟ فَقَـالَ اْلآخَرُ: بَلَى. وفي رواية [صَدَقْتَ].


“Aku duduk bersama Sulaiman bin Shurad dan Khalid bin ‘Urfuthah, mereka menyebutkan ada seseorang yang meninggal karena sakit perut. Keduanya berkeinginan untuk menyaksikan jenazahnya, maka salah satu dari keduanya berkata kepada yang lainnya, ‘Bukankah Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang meninggal karena sakit perut, maka dia tidak akan disiksa di dalam kuburnya.’ Lalu yang lainnya berkata, ‘Betul apa yang kamu ucapkan.’”


Syahid di akhirat yang bukan syahid dunia, ia diperlakukan di akhirat kelak sebagaimana orang yang mati syahid dan mendapatkan pahala syahid. Adapun di dunia, jenazahnya tetap dimandikan, dikafankan, dishalati, dan jenazahnya diperlakukan sebagaimana jenazah kaum Muslimin pada umumnya. Yang termasuk jenis ini di antaranya:

Al Mabthun, orang yang meninggal karena penyakit di perutnya


Hadits ‘Ubadah bin Shamit. Demikian pula hadits Qais al-Judzami Radhiyallahu anhuma. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْـرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ اْلأَكْبَرِ، وَيُحَلَّى حُلَّةَ اْلإِيْمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ.


“Ada enam keistimewaan di sisi Allah yang dimiliki oleh seseorang yang mati dalam keadaan syahid: (1) Dia diampuni semenjak tetesan darah yang pertama. (2) Diperlihatkan tempatnya di dalam Surga. (3) Dilindungi dari siksa kubur. (4) Aman dari kegoncangan yang sangat besar. (5) Dihiasai dengan perhiasan keimanan dan dinikahkan dengan bidadari-bidadari. (6) Bisa memberikan syafa’at kepada tujuh puluh orang keluarganya.”


sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللهُ مَنَـازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ.


“Siapa saja yang meminta kesyahidan dengan benar, maka Allah akan menyampaikannya kepada kedudukan para syuhada walaupun dia mati di atas ranjangnya.”


Referensi: almanhaj.or.id