Rabu, 01 Mei 2024

Hati² memuji pasangan di medsos

Dalam sebuah kajian online pernah diceritakan tentang seorang suami yang diganggu pelakor karena postingan istrinya yang senantiasa memuji²nya di medsos. Ada juga cerita tentang wanita yang dibuat berpisah dengan suaminya karena postingan suami yang sering memuji istrinya

kisah yang dibagikan Oleh : Ustadz Firanda Andirja, MA

Kisah perempuan Saudi yang memajang foto suaminya di whatsapp. Perempuan ini baru saja menikah dan memajang foto suaminya di wa.

Ketika pulang dari bulan madu, suaminya berubah sikap dari yang awalnya mencintai istrinya menjadi suami yang sering pergi dan cuek sama istrinya. Hal ini berlangsung sampai 5 bulan ketika ditanya oleh istrinya ternyata dalam pandangan suaminya istrinya adalah perempuan yang jelek padahal aslinya istrinya cantik. Akhirnya istrinya mengadu pada mertuanya dan dibawalah suaminya ke seorang syekh. Disitu ketahuan bahwa suaminya terkena sihir dan yang menyihir adalah teman istrinya.

Pada akhir kisah perempuan itu mengingatkan siapa saja untuk mengambil ibrah pengalamannya, jangan memajang foto orang-orang yang kita cintai pada media sosial apa pun.

Subhanallah betapa banyak, terutama zaman sekarang, orang yang senang mempertontonkan kecantikan, kelucuan, kepintaran anak-anaknya di media-media sosial sementara dia tidak tahu siapa saja yang melihat foto atau video anak-anaknya itu dan juga tidak tahu apa yang ada dalam hati-hati mereka. Kita berlindung kepada Allah dari KEJAHATAN ‘AIN (KEJAHATAN PANDANGAN MATA, -pen) & orang yang hasad..
.
■ Copas dari artikel Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله

Reposted by: @lampungmengaji
Reposted by: @Me

Kamu galau??

Galau itu terjadi karena kebanyakan mikir, kurang dzikir. ketika seseorang mendapati temennya agak berbeda dari biasanya , dia akan berkomentar : " hai kawan,engkau terlihat kusut dan galau, lagi mikir apa?"

Belum pernah didapati kalimat : " hai kawan, engkau terlihat kusut dan galau, lagi dzikir apa?"

Nah! jadi ketika galau, ganti mikir dengan dzikir.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika 

mengalami kesulitan, beliau mengucapkan


 لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَظِيمُ الحَليمُ ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ ، لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ، وَرَبُّ الأَرْضِ، وَرَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ 

LAA ILAAHA ILLALLOH AL-‘AZHIIM AL-HALIIM, LAA ILAAHA ILLALLOH ROBBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM. LAA ILAAHA ILLALLOH, ROBBUS SAMAAWAATI WA ROBBUL ARDHI WA ROBBUL ‘ARSYIL KARIIM.


[Artinya: Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah yang Maha Agung dan Maha Santun. Tiada ilah(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, Rabb yang menguasai ‘arsy, yang Maha Agung. Tiada ilah(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah – (Dia) Rabb yang menguasai langit, (Dia) Rabb yang menguasai bumi, dan (Dia) Rabb yang menguasai ‘arsy, lagi Mahamulia]. (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6346 dan Muslim, no. 2730]



Sumber https://rumaysho.com

Kamis, 18 April 2024

Sedih ini indah...guys...!

 Dulu ini hanya prasangka, 3 hari yang lalu telah menjadi fakta. Sakit dan sedih tentu saja. Saya tidak berbisnis dengan sodara, dan saya tidak "tidak manusiawi". Tapi saya tetap menyayanginya dan mendoakannya mendapat banyak kemudahan dalam hidupnya. 

Saya tidak mengharapkannya mengunjungi saya seperti oprasi² sebelumnya,yang betapa saya merindunya... Saya tidak ingin membuat beban baginya dan juga bagi saya sendiri karena luka ini. Saya tidak menyesal telah merasa peduli dulu. Saya juga tidak menyesali kecewa ini. Karena walau bagaimanapun kenyataan lebih indah untuk diketahui dari pada prasangka tersembunyi.

Saya akan terus berjalan memenuhi takdir saya..hingga waktu yang ditentukan bagi saya memulai perjalanan sesungguhnya...hanya saja, sejak 3 hari lalu sedikit berbeda. Sebelumnya ada dia dalam misi akhirat saya...

Saya bersama takdir kini tanpa membersamainya...setidaknya sampai diri ini sembuh...kesembuhan yang tidak menyisakan keburukan yang lain...